Perhatian Kerja Sama Negara Asia-Pasifik di Bidang Lingkungan

Perhatian Kerja Sama Negara Asia-Pasifik di Bidang Lingkungan

Perhatian Kerja Sama Negara Asia-Pasifik di Bidang Lingkungan – Kerja sama antar negara menjadi hal yang tidak aneh sama sekali. Tiap negara bisa menjalin kerja sama bilateral dan ragam bentuk kerja sama lainnya dalam berbagai bidang. Dalam kondisi saat ini dengan banyaknya negara dan beragam keperluan dan kebutuhan yang ada, banyak negara yang kemudian membentuk suatu kerja sama berdasarkan suatu persamaan tertentu. Salah satu yang paling umum adalah kerja sama terkait kesamaan wilayah. Hal ini bisa terlihat seperti pada kehadiran dari ASEAN yang merupakan kerja sama antar negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara.

Bentuk kerja sama yang ada pun mencakup banyak bidang, mulai dari bidang ekonomi, bidang politik, lingkungan, budaya, dan ragam bidang lainnya. Cakupan yang lebih luas lagi adalah kerja sama antar negara-negara Asia Pasifik. Ada kerja sama yang sudah resmi terbentuk dengan nama APEC yang fokusnya lebih di bidang ekonomi dan ada bentuk kerja sama lainnya. Hal tersebut bisa ditemukan salah satunya dalam bentuk kerja sama di bidang lingkungan. Salah satu yang terwujud adalah dalam bentuk pertemuaan Asia-Pacific Rainforest Summit. Ini merupakan bentuk kerja sama dari negara-negara di Asia-Pasifik yang mempunyai hujan hujan tropis.

Sebagian besar negara-negara di wilayah Asia dan Pasifik memang berada dalam wilayah dengan iklim tropis. Negara-negara ini mempunyai wilayah hutan hujan tropis yang sudah alami terbentuk. Walau demikian, dengan perkembangan manusia dan eksplorasi serta perluasan wilayah, cakupan hutan hujan tropis atau rainforests itu memang semakin hari semakin menyusut. Padahal, peran dari hutan hujan tropis sangatlah penting. Itu merupakan bagian dari paru-paru dunia. Dengan kata lain, hujan hujan tropis tidak saja membawa manfaat bagi suatu negara yang di wilayahnya terdapat hujan itu, namun itupun membawa cakupan manfaata yang lebih besar kepada bumi secara umum. Karena itu, negara-negara yang memang memiliki hutan hujan tropis mulai membangun kesadaran untuk melakukan konservasi dan menjaga hutan yang ada. Pihak negara-negara lain juga menunjukkan dukungan. Ini diperlukan agar eksploitasi terhadap hutan bisa berkurang.

Hutan hujan di negara-negara Asia-Pasifik memegang peranan penting. Di tengah pemanasan global yang menjadi isu di dunia, peran hutan sangat penting dalam menekan pemanasan global dan bahkan mengurangi dampak yang saat ini sudah cukup massif. Hal ini tentu perhatian sehingga dengan adanya acara seperti Asia-Pacific Rainforest Summit ini memang penting. Ini menjadi bentuk nyata dari kerja sama antara negara-negara Asia-Pasifik dalam mengelola lingkungan yang ada. Ada banyak hal yang dibicarakan dan kemudian juga menjadi agenda dan kesepakatan bersama. Tujuan utamanya tentu adalah memperkuat kemitraan negara-negara Asia Pasifik yang mempunyai hutan agar bisa mendapatkan dukungan dan mampu menjalankan program yang jelas untuk konservasi hutan yang ada. Salah satu agenda paling nyata adalah upaya deforestasi hutan terutama yang ada di wilayah Asia Tenggara dan negara-negara Pasifik. Ini menjadi perhatian sangat besar karena saat ini sudah sangat sering terjadi pembalakan dan pemukaan wilayah hutan untuk keperluan pemukiman dan industry. Tidak saja itu, ada bahaya nyata seperti kebakaran hutan baik itu yang disengaja ataupun juga tidak disengaja. Dalam beberapa tahun terakhir, cukup sering terjadi berita kebakaran hutan yang tidak mengikis hutan, tapi juga mengancam flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Karena itu, negara-negara sepakat untuk memperketat peraturan terkait pemberdayaan dan penggunaan hutan itu dengan tetap memperhatikan risiko kebakaran hutan yang ada.

Hal lainnya yang juga dibicarakan tidak saja tentang hutan saja, tapi juga tentang emisi karbon yang ada. Emisi karbon memang menjadi salah satu sumber dan penyebab utama dari parahnya pemanasan global yang ada. Ini berasal dari konsumsi bahan bakar fosil yang massif baik itu dalam sektor transportasi, industri, hingga juga sektor perumahan dengan penggunaannya dalam sumber daya listrik. Beberapa negara di Asia-Pasifik memang masih banyak yang menggunakan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik, dan salah satu yang banyak digunakan adalah batu bara. Karena itu, rumusan tentang pemanfaatan energi yang terbarui dan penekanan emisi yang ada menjadi salah satu buah dan menjadi agenda kerja sama dalam negara-negara Asia-Pasifik ini.

Terkait emisi ini, negara-negara juga bekerja sama dalam pengolahan limbah secara positif. Hal ini sangat penting karena limbah industri dan limbah lainnya menjadi bagian penting dalam aspek konservasi lingkungan. Negara-negara Asia-Pasifik juga berkomitmen untuk menetapkan peraturan yang ada, termasuk dalam penurunan tingkat emisi yang ada. Salah satunya adalah komitmen dari Indonesia yang mengupayakan menurunkan tingkat emisi dari 29% menjadi 17,2% saja dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Menurunkan tingkat emisi secara drastis memang tidak mudah dilakukan. Karena itu, kerja sama dalam pemberdayaan dan pengembangan teknologi untuk energi terbarukan menjadi perhatian penting dalam kerja sama Asia-Pasifik di bidang lingkungan.

Indonesia sebagai salah satu bagian dari negara Asia-Pasifik dan sekaligus memiliki hutan hujan tropis terbesar di dunia pun mendapatkan perhatian. Indonesia mempunyai hutan terluas ketiga di dunia saat ini sehingga perannya dalam menjadi paru-paru dunia dan rumah bagi beragam fauna dan flora sangatlah penting. Karena itu, ada agenda yang diupayakan bersama-sama baik oleh pemerintah Indonesia dan juga dalam kerja sama dengan Asia-Pasifik. Salah satunya adalah pengolahan lahan gambut. Lahan gambut salah satunya yang ada di Kalimantan memiliki potensi besar dalam konservasi lingkungan sehingga studi dan program pengembangan dan pemberdayaannya menjadi salah satu hal yang diupayakan bersama antar negara-negara Asia-Pasifik.