Kerja Sama di Bidang Ekonomi antar Negara Asia Pasifik

Kerja Sama di Bidang Ekonomi antar Negara Asia Pasifik

Kerja Sama di Bidang Ekonomi antar Negara Asia Pasifik – Kerja sama antar negara-negara menjadi wujud diplomasi yang sudah sangat umum. Organisasi pun terbentuk dari negara-negara yang mempunyai kepentingan yang sama dan berusaha mencapai tujuan yang sama itu secara komunal. Organisasi negara-negara terbesar tentu saja adalah PBB yang membawahi banyak bidang dan menjadi organisasi dengan kewanangan yang sangat besar baik itu dalam ranah ekonomi, kesehatan, dan hingga keamanan di negara-negara anggotanya. Selain itu, ada juga organisasi seperti ASEAn yang anggotanya adalah negara-negara di wilayah Asia Tenggara dan memiliki beragam bentuk kerja sama di berbagai bidang. Organisasi yang serupa dan lebih luas hadir dalam bentuk kerja sama negara-negara Asia Pasifik. Ada beberapa persamaan antara-negara di wilayah Asia Pasifik sehingga muncul suatu kerja sama nyata. Inipun kemudian hadir dalam bentuk organisasi resmi bernama APEC atau Asia-Pacific Economic Cooperation.

APEC menjadi suatu bentuk kerja sama nyata multilateral antar banyak negara. Anggotanya memang negara-negara yang ada di wilayah Asia dan Pasifik. Ada dua puluhan anggota yang sudah resmi bergabung. APEC ini sudah terbentuk sejak cukup lama. APEC terbentuk sejak 1989 dan salah satu tujuan utamanya memang di bidang ekonomi. Bahkan, anggota-anggotanya pun menjadi suatu entitas ekonomi sehingga keanggotaannya tidak semata sebagai wujud suatu negara. Tujuannya memang jelas untuk memajukan ekonomi di anggota dari negara yang masuk dalam cakupan lingkar Asia dan Pasifik ini. Kerja sama yang ada juga tidak terkait dengan politik dan karena itu keanggotannya lebih pada entitas ekonomi walau tentu dampaknya akan secara langsung dan tidak langsung dirasakan oleh negara anggotanya.

Dari APEC ini, ada tujuan nyata yang memang sudah dirumuskan dan berusaha dicapai bersama-sama. Pertama, itu adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan jaringan ekonomi yang saling menyokong di wilayah Asia dan Pasifik. Lalu, karena ini adalah kaitannya dengan ekonomi, hal paling nyata tentu saja adalah memperkuat sistem perdagangan dan ini terbentuk dalam beragam kebijakan yang ekslusif bagi anggota-anggota di APEC ini. Kerja sama lebih lanjut juga diupayakan di bidang ekonomi. Termasuk dengan saat ini ekonomi mulai masuk ke ranah ekonomi digital, ini pun menjadi perhatian dari APEC. Kerja sama tidak saja dalam hal kebijakan tapi juga dalam pelaksanaan latihan bersama dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang konstruktif bagi anggota yang ada di dalam APEC.

Salah satu bentuk kerja sama yang nyata dari APEC ini terjadi saat pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia. Semua negara menjadi korban dari pandemi ini. Saat vaksin pun mulai ditemukan dan kasus pandemi mulai menurun, sektor perekonomian mengalami hantaman yang sangat besar. Dengan beragam situasi yang disebabkan oleh pandemi, banyak negara yang terpuruk di bidang ekonomi, termasuk juga di wilayah Asia dan Pasifik. Walau memang COVID-19 masuk dalam ranah kesehatan, dampak yang sangat besar juga dialami di sektor ekonomi sehingga APEC pun mengupayakan kebangkitan ekonomi pasca pandemic tersebut.

Percepatan penanagan pandemi dan pemulihan menjadi bentuk nyata kerja sama di APEC ini. Hal ini juga tertuang dalam pertemuan APEC di masa pandemic yang lalu. Percepatan pemulihan ini tidak sekedar di bidang ekonomi, tapi pertama-tama tentu saja menekan angka kasus COVID-19 sehingga salah satu bentuk nyata adalah pengupayaan distribusi vaksin secara luas agar mudah diakses di wilayah Asia Pasifik. Dengan sudah mulai ditekannya kasus pandemi, kemudian kerja sama diupayakan dan dirumuskan. Salah satunya adalah untuk membangun kerja sama di sektor perdagangan yang sempat meredup pasca pandemi karena banyak negara melakukan isolasi sehingga kegiatan eksport dan import pun menjadi sulit dilakukan. Dengan sudah membaiknya kondisi yang ada, kerja sama perdagangan setidaknya di wilayah Asia Pasifik perlu segera dibangkitkan dengan adanya kebijakan perdagangan baru untuk beradaptasi dengan situasi yang ada.

Perhatian lainnya adalah pengupayaan dan pemberdayaan ekonomi digital yang memang menjadi salah satu hal yang justru hidup dan tumbuh dengan cukup bagus di masa pandemi. Dengan minimnya interaksi bahkan dalam cakupan wilayah suatu provinsi dalam negara dan wilayah lebih kecil lagi, ekonomi digital seperti dengan akses belanja online justru menjadi solusi. Karena itu, ekonomi digital menjadi bentuk langkap adaptif yang perlu diberdayakan dan ditingkatkan di APEC dalam masa pemulihan usai pandemi.

Situasi yang sempat sulit di banyak negara, termasuk di negara Asia Pasifik pun juga memicu agenda untuk pemberdayaan investasi agar masuk kembali ke negara-negara di wilayah Asia Pasifik ini. dengan terpuruknya sektor ekonomi, suntikan dari investasi memang diperlukan untuk bisa bangkit kembali dalam upaya pemulihan pasca pandemi. Bahkan dalam pertemuan di Selandia Baru pada 2021 lalu, digalakkan perhatian utama pada perdagangan barang-barang esensial untuk pemulihan di usai masa pandemi. Barang esensial ini termasuk dalam bahan pangan dasar hingga keperluan perangkat kesehatan.

Selain penanganan dalam pemulihan pasca pandemi, hal yang sudah lama berjalan dan masih tetap ada sampai saat ini adalah kerja sama dalam bidang transfer teknologi dan pengetahuan dalam mengupayakan perkembangan ekonomi. Dengan kapabilitas anggota yang berbeda-beda di banyak sektor, transfer teknologi dan pengetahuan ini juga penting. Termasuk juga sudah muncul adanya Business Travel Card yang berlaku spesifik antar negara-negara Asia Pasifik sehingga mempermudah akses perjalanan ke negara-negara tersebut dan komunikasi hingga perdagangan pun menjadi jauh lebih mudah dan efektif. Masing-masing negara pun diupayakan untuk membuka pasarnya untuk beragam produk eksport unggulan dari negara-negara peserta guna mendukung perkembangan di tiap negara di wilayah Asia Pasifik.

Perhatian Kerja Sama Negara Asia-Pasifik di Bidang Lingkungan

Perhatian Kerja Sama Negara Asia-Pasifik di Bidang Lingkungan – Kerja sama antar negara menjadi hal yang tidak aneh sama sekali. Tiap negara bisa menjalin kerja sama bilateral dan ragam bentuk kerja sama lainnya dalam berbagai bidang. Dalam kondisi saat ini dengan banyaknya negara dan beragam keperluan dan kebutuhan yang ada, banyak negara yang kemudian membentuk suatu kerja sama berdasarkan suatu persamaan tertentu. Salah satu yang paling umum adalah kerja sama terkait kesamaan wilayah. Hal ini bisa terlihat seperti pada kehadiran dari ASEAN yang merupakan kerja sama antar negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara.

Bentuk kerja sama yang ada pun mencakup banyak bidang, mulai dari bidang ekonomi, bidang politik, lingkungan, budaya, dan ragam bidang lainnya. Cakupan yang lebih luas lagi adalah kerja sama antar negara-negara Asia Pasifik. Ada kerja sama yang sudah resmi terbentuk dengan nama APEC yang fokusnya lebih di bidang ekonomi dan ada bentuk kerja sama lainnya. Hal tersebut bisa ditemukan salah satunya dalam bentuk kerja sama di bidang lingkungan. Salah satu yang terwujud adalah dalam bentuk pertemuaan Asia-Pacific Rainforest Summit. Ini merupakan bentuk kerja sama dari negara-negara di Asia-Pasifik yang mempunyai hujan hujan tropis.

Sebagian besar negara-negara di wilayah Asia dan Pasifik memang berada dalam wilayah dengan iklim tropis. Negara-negara ini mempunyai wilayah hutan hujan tropis yang sudah alami terbentuk. Walau demikian, dengan perkembangan manusia dan eksplorasi serta perluasan wilayah, cakupan hutan hujan tropis atau rainforests itu memang semakin hari semakin menyusut. Padahal, peran dari hutan hujan tropis sangatlah penting. Itu merupakan bagian dari paru-paru dunia. Dengan kata lain, hujan hujan tropis tidak saja membawa manfaat bagi suatu negara yang di wilayahnya terdapat hujan itu, namun itupun membawa cakupan manfaata yang lebih besar kepada bumi secara umum. Karena itu, negara-negara yang memang memiliki hutan hujan tropis mulai membangun kesadaran untuk melakukan konservasi dan menjaga hutan yang ada. Pihak negara-negara lain juga menunjukkan dukungan. Ini diperlukan agar eksploitasi terhadap hutan bisa berkurang.

Hutan hujan di negara-negara Asia-Pasifik memegang peranan penting. Di tengah pemanasan global yang menjadi isu di dunia, peran hutan sangat penting dalam menekan pemanasan global dan bahkan mengurangi dampak yang saat ini sudah cukup massif. Hal ini tentu perhatian sehingga dengan adanya acara seperti Asia-Pacific Rainforest Summit ini memang penting. Ini menjadi bentuk nyata dari kerja sama antara negara-negara Asia-Pasifik dalam mengelola lingkungan yang ada. Ada banyak hal yang dibicarakan dan kemudian juga menjadi agenda dan kesepakatan bersama. Tujuan utamanya tentu adalah memperkuat kemitraan negara-negara Asia Pasifik yang mempunyai hutan agar bisa mendapatkan dukungan dan mampu menjalankan program yang jelas untuk konservasi hutan yang ada. Salah satu agenda paling nyata adalah upaya deforestasi hutan terutama yang ada di wilayah Asia Tenggara dan negara-negara Pasifik. Ini menjadi perhatian sangat besar karena saat ini sudah sangat sering terjadi pembalakan dan pemukaan wilayah hutan untuk keperluan pemukiman dan industry. Tidak saja itu, ada bahaya nyata seperti kebakaran hutan baik itu yang disengaja ataupun juga tidak disengaja. Dalam beberapa tahun terakhir, cukup sering terjadi berita kebakaran hutan yang tidak mengikis hutan, tapi juga mengancam flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Karena itu, negara-negara sepakat untuk memperketat peraturan terkait pemberdayaan dan penggunaan hutan itu dengan tetap memperhatikan risiko kebakaran hutan yang ada.

Hal lainnya yang juga dibicarakan tidak saja tentang hutan saja, tapi juga tentang emisi karbon yang ada. Emisi karbon memang menjadi salah satu sumber dan penyebab utama dari parahnya pemanasan global yang ada. Ini berasal dari konsumsi bahan bakar fosil yang massif baik itu dalam sektor transportasi, industri, hingga juga sektor perumahan dengan penggunaannya dalam sumber daya listrik. Beberapa negara di Asia-Pasifik memang masih banyak yang menggunakan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik, dan salah satu yang banyak digunakan adalah batu bara. Karena itu, rumusan tentang pemanfaatan energi yang terbarui dan penekanan emisi yang ada menjadi salah satu buah dan menjadi agenda kerja sama dalam negara-negara Asia-Pasifik ini.

Terkait emisi ini, negara-negara juga bekerja sama dalam pengolahan limbah secara positif. Hal ini sangat penting karena limbah industri dan limbah lainnya menjadi bagian penting dalam aspek konservasi lingkungan. Negara-negara Asia-Pasifik juga berkomitmen untuk menetapkan peraturan yang ada, termasuk dalam penurunan tingkat emisi yang ada. Salah satunya adalah komitmen dari Indonesia yang mengupayakan menurunkan tingkat emisi dari 29% menjadi 17,2% saja dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Menurunkan tingkat emisi secara drastis memang tidak mudah dilakukan. Karena itu, kerja sama dalam pemberdayaan dan pengembangan teknologi untuk energi terbarukan menjadi perhatian penting dalam kerja sama Asia-Pasifik di bidang lingkungan.

Indonesia sebagai salah satu bagian dari negara Asia-Pasifik dan sekaligus memiliki hutan hujan tropis terbesar di dunia pun mendapatkan perhatian. Indonesia mempunyai hutan terluas ketiga di dunia saat ini sehingga perannya dalam menjadi paru-paru dunia dan rumah bagi beragam fauna dan flora sangatlah penting. Karena itu, ada agenda yang diupayakan bersama-sama baik oleh pemerintah Indonesia dan juga dalam kerja sama dengan Asia-Pasifik. Salah satunya adalah pengolahan lahan gambut. Lahan gambut salah satunya yang ada di Kalimantan memiliki potensi besar dalam konservasi lingkungan sehingga studi dan program pengembangan dan pemberdayaannya menjadi salah satu hal yang diupayakan bersama antar negara-negara Asia-Pasifik.