Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Lingkungan Asia Pasifik

Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Lingkungan Asia Pasifik

Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Lingkungan Asia Pasifik – Suatu negara tentu tidak bisa begitu saja berdiri sendiri. Tiap negara perlu adanya negar lain dan ini mendorong munculnya beragam bentuk kerja sama baik itu kerja sama bilateral hingga kerja sama multilateral dengan cakupan yang sangat luas. Negara-negara dengan perhatian yang sama dan tujuan yang sama pun berusaha untuk menjalin kerja sama yang menguntungkan untuk semua pihak. Untuk kerja sama dan organisasi negara-negara terbesar tentu saja adalah PBB. Lalu, beberapa negara dengan kesamaan wilayah pun membangun kerja sama. Wilayah di Asia Tenggara mempunyai ASEAN. Secara lebih luas lagi, negara-negara di wilayah Asia Pasifik pun kemudian membentuk organisasi dan kerja sama, seperti di bidang ekonomi sebagaimana yang ada dalam APEC atau Asia Pacific Economic Cooperation.

APEC memang mempunyai perhatian utama di bidang ekonomi. Tujuan utamanya adalah mengembangkan sektor ekonomi di tiap negara yang ada di lingkaran Asia Pasifik ini, terutama anggota yang masuk dalam organisasi APEC ini. Ada 21 anggota yang saat ini tergabung dan APEC sudah terbentuk sejak 1989 yang lalu. Di sektor ekonomi, memang ada banyak hal yang dikerjakan dan bisa diupayakan bersama. Lebih lagi, ekonomi akan terkait dengan perdagangan dan suatu negara tentu tidak bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Bahkan negara dengan sumber daya yang kaya seperti Indonesia pun tetap perlu untuk import beberapa bahan kebutuhan untuk mencukupi kebutuhan industri dan sektor lainnya.

Negara di Asia Pasifik tentu saja tidak sekedar import saja, tapi juga eksport untuk menjual barang komoditas yang ada di negara itu dan diperlukan oleh negara lainnya. Salah satu tujuan dari kehadiran APEC ini adalah untuk membuka jalur perdagangan yang lebih mudah sehingga keperluan akses import dan eksport tidak akan sulit dilakukan oleh negara-negara di wilayah Asia Pasifik. Hal ini terbukti berhasil dan memang berjalan dengan baik. Salah satu bentuk kerja sama yang ada di bidang perdagangan itu adalah terbukanya pasar untuk komoditas eksport utama dari negara-negara di Asia Pasifik. Masalah-masalah di perbatasan dan akses lainya pun dipermudah sebagai bentuk kerja sama yang nyata di dalam Asia Pasifik ini.

Pelaku usaha pun juga diuntungkan dengan adanya Business Travel Card yang sudah berlaku di anggota-anggota APEC. Pelaku usaha dipermudah dalam melakukan bisnis dan perdagangan dengan akses ini. Perjalanan bisnis ke negara-negara di wilayah Asia Pasifik sangat dipermudah dengan adanya Business Travel Card itu. Dengan begitu, pengembangan perusahaan bisa didorong dan perdagangan menjadi jauh lebih lancar. Tak hanya itu, pintu investasi pun menjadi lebih lancar dan banyak negara yang sudah mendapatkan keuntungan dari hal ini. Bahkan, masing-masing anggota Asia Pasifik berkomitmen untuk bekerja sama dalam transfer pengetahuan dan teknologi untuk mendukung perkembangan perekonomian. Pelatihan-pelatihan pun digalakkan dan diselenggarakan untuk mengembangkan SDM atau Sumber daya manusia yang diperlukan.

Salah satu bentuk kerja sama yang cukup besar terasa adalah dengan pertemuan APEC 2021 dengan topik untuk membicarakan kerja sama dalam pemulihan pasca pandemi COVID-19. Pandemi ini memang menjadi teror luar biasa di banyak negara dan tidak saja sektor kesehatan yang mendapatkan dampak besar, perekonomian pun terpuruk. Anggota APEC pun berusaha membangun kerja sama nyata untuk sama-sama bangkit dan pulih dari pandemi di sektor ekonomi. Salah satu bentuk nyata adalah dalam kebijakan perdagangan. Tidak saja pintu perdagangan kembali dibuka usai adanya banyak isolasi yang terjadi, tapi juga ada kebijakan baru untuk beradaptasi dengan situasi baru yang muncul, Ekonomi digital juga diupayakan bersama-sama.

Kerja sama negara-negara di Asia Pasifik ini tidak saja di bidang ekonomi. Ada bidang lainnya juga yang menjadi kerja sama dan perhatian bersama. Salah satunya ada di bidang lingkungan. Lingkungan menjadi perhatian besar di banyak negara saat ini dengan isu global warming yang telah menjadi ancaman nyata dan menyebabkan banyak perubahan di iklim dan perubahan lainnya secara luas. Karena itu, negara-negara di wilayah Asia Pasifik yang khususnya mempunyai wilayah hutan pun memiliki bentuk kerja samanya tersendiri, dan salah satunya hadir dalam Asia-Pacific Rainforest Summit. Dari nama pertemuan negara-negara ini, sudah cukup jelas bahwa isu lingkungan yang diangkat sangat berkaitan erat dengan hutan. Hutan memang menjadi elemen penting dalam mengatasi beragam isu lingkungan, terutama dalam ancaman pemanasan global yang terjadi saat ini.

Ada banyak bentuk kerja sama yang disepakati dari pertemuan negara-negara pemilik hutan di Asia Pasifik ini. Salah satunya tentu saja adalah penghijauan dan konservasi untuk hutan yang ada. Kenyataannya memang saat ini luasan hutan semakin menyusut tiap tahunnya dengan pembukaan lahan untuk perumahan hingga industri. Padahal, hutan menjadi paru-paru dunia dan menjadi rumah bagi beragam fauna dan flora yang sebagian mulai terancam punah karena eksploitasi hutan yang ada.

Ditambah lagi, sering terjadi kasus kebakaran hutan entah itu terjadi secara disengaja atau tidak. Karena itu, konservasi dan pengembangan wilayah hutan menjadi bentuk kerja sama dan diupayakan untuk menjadi kebijakan resmi di tiap negara-negara yang terlibat dalam summit tersebut. Tak hanya itu, upaya dalam penanaman hutan mangrove juga menjadi opsi yang bisa dilakukan. Selain menambah wilayah dan area hijau, ini juga menangkal erosi dengan peningkatan air laut yang ada saat ini sebab mencairnya es di kutub karena pemanasan global. Pemberdayaan lahan gambut juga menjadi salah satu anggota. Indonesia yang memiliki wilayah hutan terlus ketiga di dunia dan cakupan hutan gambut yang luas pula pun mendapatkan bantuan dalam pemberdayaan dan konservasi hutan gambut yang ada.