Mengenal Organisasi Asia Pasifik di Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya

Mengenal Organisasi Asia Pasifik di Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya

Mengenal Organisasi Asia Pasifik di Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya – Kawasan Asia Pasifik merupakan sebuah kawasan yang terletak di antara Benua Asia dengan Samudra Pasifik. Kawasan ini terdiri dari beberapa daerah yaitu Asia Tenggara, Asia Timur, Australia dan Selandia Baru, dan Amerika Utara. Demi mewujudkan perdamaian di kawasan serta kemakmuran bagi negara yang ada di kawasan Asia Pasifik, maka beberapa negara di Asia Pasifik membentuk sebuah kerjasama multilateral yang pada akhirnya membentuk sebuah organisasi. Salah satunya adalah kerjasama di bidang ekonomi. Organisasi bagi negara yang ada di kawasan Asia Pasifik dalam bidang ekonomi disebut dengan Asia Pacific Economy Cooperation (APEC).

APEC adalah sebuah organisasi yang memiliki fokus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi negara – negara yang ada di kawasan Asia Pasifik. Selain itu, APEC juga berfokus untuk meningkatkan aktivitas perdagangan bebas yang ada di kawasan Asia Pasifik. APEC telah berdiri sejak tahun 1989 dengan kantor pusat di Singapura. Hingga saat ini, APEC telah memiliki 21 anggota yang ada di kawasan Asia Pasifik. Awalnya, APEC didirikan sebagai bentuk perlindungan bagi negara di kawasan Asia Pasifik dimana saat itu banyaknya blok perdagangan dan ancaman Jepang yang akan mendominasi sektor perdagangan. Selain itu, APEC juga bertujuan agar perdagangan yang ada di kawasan Asia Pasifik dapat lebih produktif dan mengakomodasi negara anggota. APEC secara rutin mengadakan pertemuan setiap tahunnya. Pertemuan tersebut dihadiri oleh kepala pemerintahan dari tiap negara anggota. Nantinya, setiap negara anggota APEC akan mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah APEC.

Baca juga : Mengulas 3 Pilar Utama APEC dalam Kesejahteraan Ekonomi

Meskipun APEC merupakan organisasi yang dibangun atas dasar kerjasama ekonomi secara multilateral, APEC juga membahas beberapa isu yang terjadi di dunia terutama di kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, APEC juga memiliki perjanjian kerjasama di bidang lain seperti finansial, energi, lingkungan, politik, kesehatan, kehutanan, dll. Hal inilah yang membuat keberadaan dan peranan APEC sangat penting baik untuk negara anggota maupun negara lain di dunia. Selain itu, untuk mendukung berbagai organisasi non profit yang ada di kawasan Asia Pasifik, APEC menyediakan projects funding yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di kawasan Asia Pasifik. Setidaknya ada sekitar 100 project fundings yang disediakan oleh APEC. Akan tetapi, untuk bisa mendapatkan project fundings tersebut, proposal dari proyek tersebut akan melewati seleksi ketat dari komite. Hal ini dilakukan agar project fundings yang disediakan benar – benar diperuntukkan untuk project yang sesuai dengan ketentuan APEC. Oleh karena itu, tidak semua project bisa mendapatkan funding atau pendanaan dari APEC.

Asiapacificpartnership – Selain menjalin kerjasama di bidang ekonomi, beberapa negara di kawasan Asia Pasifik juga membuat sebuah organisasi non profit yang bergerak di bidang sosial budaya. Organisasi tersebut bernama Asia Pacific Cultural Center. Latar belakang berdirinya organisasi ASIA Pacific Cultural Center adalah untuk menjembatani berbagai budaya yang ada di kawasan Asia Pasifik. Hal ini dikarenakan setiap negara di kawasan Asia Pasifik memiliki kebudayaan yang unik. Organisasi ini juga memiliki banyak program kerja yang diadakan secara rutin seperti Interactive Cultural Workshops and Presentations, Annual Asia Pacific New Year Celebration, Samoa Cultural Day, NHPI – Move it! Youth Health and Fitness Day, Annual Polynesian Luau, Chuseok Korean Festival, Taste of Asia and Asian Tea Experience Classes, Asia Pacific Art Gallery, Field Trip Visits, dan Cultural Tour of Asia Pacific Countries.

Mengulas 3 Pilar Utama APEC dalam Kesejahteraan Ekonomi

Mengulas 3 Pilar Utama APEC dalam Kesejahteraan Ekonomi – APEC atau Asia-pasific Economic Coorperation adalah sebuah wadah forum untuk memfasilitasi kerja sama antar 21 negara di kawasan lingkar samudra Asia Pasifik dalam bidang ekonomi dan investasi serta teknologi yang bertujuan utnuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Kerja sama yang dibangun adalah kerja sama nonpolitik sehingga tidak akan memunculkan suatu kepentingan tertentu. Anggota APEC biasanya disebut dengan ekonomi yang berarti mementingkan entitas ekonomi dan bukan sebagai negara. Hal ini juga agar tidak ada kepentingan politik yang mendasari tujuan dari tiap negara anggota APEC. Organisasi ini berdiri sejak tahun 1989 yang didasari karena ketakutan akan negara Jepang yang digadang-gadang akan menguasi sektor ekonomi Asia Pasifik. Dengan berdirinya APEC akan membuat pemerataan sektor ekonomi dan investasi tiap negara APEC dan tidak akan membuat salah satu negara menjadi lebih dominan.

Asiapacificpartnership – APEC bergerak dengan 4 prinsip yang mendasari ideologi APEC yaitu: Consensus, Voluntary and non-binding, Concerted unilateralism, dan Differentiated time frame. Prinsip Consensus berarti tiap keputusan yang dijalankan oleh anggota APEC merupakan keputusan bersama semua (21) anggota APeC tanpa terkecuali sehingga ketusan merupakan suatu kesepakatan bersama yang memiliki nilai kerja sama dan persetujuan yang tinggi. Voluntary and nonbinding berarti setiap keputusan yang dikeluarkan APEC merupakan suatu tindakan sukarela tiap anggota tanpa adanya paksaan dan juga keterikatan antar anggota sehingga menciptakan keadilan yang sejajar. Concerted unilateralism berarti setiap pelaksanaan keputusan APEC dilakukan dengan kapasitas masing-masing anggota sehingga tidak ada kecenderungan untuk memaksakan kemampuan tiap anggota. Dengan begini tiap anggota akan dapat memaksimalkan potensi yang ada tanpa memandang nilai kuantitas dari anggota lain. Differentiated time frame berarti setiap anggota yang telah maju dan berkembang dapat melakukan liberalisasi terlebih dahulu.

Selain 4 prinsip di atas, ada hal yang lebih penting untuk berdirinya APEC yaitu pilar-pilar yang menjadi landasan utama APEC. Pilar-pilar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perdagangan dan investasi yang lebih terbuka
Dengan terbukanya jalur ekonomi dan investasi diharapkan akan mampu meningkatkan berbagai macam kebutuhan pasar yang ada pada kawasan Asia Pasifik. Terbukanya jalur ini akan membuat hilangnya hambatan pada sektor ekomoni yang akan membuat masyarakat Asia Pasifik semakin sejahtera. Hal ini juga akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terbukanya lapangan pekerjaan, dan juga tersedianya modal yang melimpah untuk seluruh negara Asia Pasifik sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin merata dan produk-produk lokal tiap negara dapat memiliki pasar yang lebih luas.

2. Fasilitasi perdagangan dan investasi
Fasilitasi dalam hal ekonomi dan investasi ini lebih berfokus pada pengurangan beban biaya transaksi seperti pajak dan beacukai agar produk dari tiap negara APEC dapat masuk dengan mudah. Dengan terselenggaranya hal ini akan mengakibatkan biaya produksi dan akomodasi lebih menurun sehingga harga produk di pasaran akan semakin terjangkau dan meningkatkan daya beli pasar. Melalui hal ini juga diharapkan akan semakin luas terbukanya lapangan pekerjaan dan semakin mudahnya sistem marketing untuk ekspor impor yang lebih efisien.

Baca juga : Problematika Populasi Manusia dan Kerjasama Negara-Negara Asia Pasifik untuk Mengatasinya

3. Kerjasama ekonomi dan teknik (Ecotech)
Melalui pilar ini diharapkan akan mampu memberikan berbagai macam pelatihan dan kerjasama pada teknologi guna menanggulangi kesenjangan digital antar negara APEC. Hal ini juga akan mendorong terciptanya suatu sistem kesetaraan teknologi agar kesejahteraan semakin meningkat. Dengan semakin menurunnya tingkat kesenjangan teknologi akan menghasilkan pengelolaan sumber daya ekonomi yang maksimal tiap negara sehingga akan meningkatkan kualitas perdagangan. Hal ini juga bertujuan untuk menanggulangi masalah terorisme, ketahanan pangan, penanggulangan bencana alam, dan wabah penyakit menular.

Problematika Populasi Manusia dan Kerjasama Negara-Negara Asia Pasifik untuk Mengatasinya

Problematika Populasi Manusia dan Kerjasama Negara-Negara Asia Pasifik untuk Mengatasinya – Dalam menjalin bentuk kerjasama negara asia pasifik, tentunya sangat bertujuan multidimensional. Seperti tidak hanya pada satu aspek, akan tetapi juga terdapat dalam aspek yang lainnya. Kerjasama negara-negara asia pasifik dalam bidang politik adalah menjaga keamanan dan keselarasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar tidak ada konflik dan gejolak sosial yang muncul dari gesekan antar bangsa. Dalam bidang ekonomi berbeda lagi, misalnya hubungan bilateral yang terkandung di dalam komitmen dua negara bisa saja dalam hal investasi dan perdagangan bebas. Seperti di Indonesia yang membuka se luas-luasnya kerjasama dalam bidang investasi dengan negara-negara asia pasifik. Aturan kemudahan investasi di Indonesia sudah disahkan dalam undang-undang cipta kerja.

Berbeda lagi dengan wacana populasi manusia yang mendapat perhatian sendiri oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Menurut laporan darinya, negara-negara di asia pasifik akan mengalami kemajuan dan menjadi kawasan terkuat di skala internasional. Tetapi ada masalah yang sangat serius dialami oleh negara asia pasifik, yakni dalam urusan sumber daya manusia (SDM) yang mengalami penurunan. Disisi lain terdapat jumlah populasi yang meningkat drastis dalam dekade sepuluh tahun terakhir ini. Negara yang terkait misalkan china, jepang, Thailand dengan bentuk ekonomi pascadividen yang memiliki angkatan kerja yang berkurang, maka dalam hal ini berbagai bentuk kerjasama dalam sektor rendahnya populasi manusia dalam angkatan kerja rendah.

Tidak hanya itu saja, juga beberapa negara memiliki problem tentang rendahnya generasi muda yang mana didominasi oleh kalangan orang tua. Hal ini menjadi tantangan terbesar dalam beberapa decade terakhir ini. Adapun negara-negara kuat seperti Jepang tidak akan menangani problem besar tersebut. Disisi lain, IMF mencari ada pelambatan laju pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh krisis keuangan global, khususnya di negara maju. Persoalan dominasi teknologi juga menjadi problem besar karena tenaga manusia akan tergantikan. Banyak faktor-faktor lain yang akan menghambat berbagai populasi yang terjadi dalam kawasan asia pasifik.

Isu Kebijakan Populasi di Kawasan Asia Pasifik

1. Rendahnya tingkat produktivitas tentunya membutuhkan pemecahan masalah baru yang harus dilakukan kerjasama antara negara di kawasan asia pasifik, dengan menerapkan pengembangan ekspor dan impor.

2. Bentuk kerjasama ekspor impor ini menjadi kunci keberhasilan antara negara di asia pasifik dalam mengentaskan urusan populasi dalam bentuk rendahnya angkatan kerja yang dialami oleh beberapa negara.

3. Masing-masing sektor perlu dikomunikasikan dan dipetakana kelemahan dan keunggulan sehingga masing-masing negara memiliki upaya untuk saling bekerjasama dengan baik.

4. Kerjasama dalam bentuk invenstasi modal negara-negara yang ada di kawasan asia pasifik sangat penting, guna menunjang persoalan populasi manusia yang ada. Tingginya laju angkatan kerja akan dialami oleh beberapa negara.

5. Oleh karenanya, maka kerjasama yang baik yakni saling membuka angkatan kerja terampil dari negara-negara yang tergabung dalam negara asia pasifik sangat dibutuhkan bersama.

Asiapacificpartnership – Banyak wacana yang produktif dan bisa diterapkan dalam bentuk kerjasama untuk mengatasi masalah demografi. Populasi manusia dalam hal usia produktif memang akan menjadi kendala yang serius jika tidak diselesaikan dengan sebaik mungkin. Negara seperti china, jepang dan lainnya perlu melakukan terobosan dalam berbagai bidang sehingga negara berkembang di kawasan asia tengah akan berbondong-bondong mengikuti apa yang sedang dilakukan. Misalnya peningkatan teknologi, sumbedaya energi dan bidang otomotif. Isu ini menjadi harapan atas problematika sosial yang mengemuka di kawasan asia pasifik.